PENINGKATAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION PADA MATERI DESKRIPTIVE TEXT DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KELAS 7 SMP NEGERI 2 BALEREJO 

DISUSUN OLEH

DIDIK MUTTAKIM,S.Pd

NO UKG : 201500187672

NIM: 23021141344

 UNIT KERJA : SMPN 2 BALEREJO

KABUPATEN  MADIUN JAWA TIMUR


 

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN KATEGORI 1 GELOMBANG 3 UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN 2023

 
 

PENDAHULUAN 

  1. LATAR BELAKANG

Reading comprehension adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik selain writing, listening dan speaking. Reading comprehension tidak hanya sekedar membaca namun mempunyai tujuan memahami isi dari teks.

Kemampuan reading comprehension sebagian besar diterapkan di berbagai soal ujian bahasa Inggris seperti pada soal ujian sekolah maupun ujian masuk perguruan tinggi. Hal tersebut menunjukan pentingnya peserta didik untuk mempelajari dan menguasainya. Namun demikian sebagian besar peserta didik masih kurang baik kemampuanya dalam memahami teks.

Berdasarkan hasil penilaian awal yang telah di lakukan pada kemampun memahami isi teks (reading comprehension), khususnya materi teks deskriptive  pada umumnya peserta didik masih kesulitan dalam menemukan:

(1) explisit informasi; (2) implisit informasi ; (3) main idea dan topik utama pada text; (4) prefecence kata pada teks.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami isi teks. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami isi teks: (1) Peserta didik masih sedikit dalam penguasaan kosa kata bahasa  Inggris; (2) Guru belum optimal dalam mengaplikasikan berbagai model pembelajaran yang menarik; (3) Guru belum maksimal dalam penggunaan TPACK; (4) Guru belum menerapkan berbagai media belajar yang kreatif dan inovatif.

  1. TUJUAN KEGIATAN 

     Melalui penerapan Model pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) diharapkan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca dan memahami text.terutama deskriptive text

  1. MANFAAT KEGIATAN

         Kegiatan best practice ini agar bisa dijadikan sebagai referensi untuk guru dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca dan memahami text terutama deskritve text dengan menggunakan Model pembelajaran Probem Based Learning (PBL).

 

  1. PEMBAHASAN 

Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan model pembelajarn yang kreatif, inovatif dan efektif. Model pembelajaran Problem Based Learning menjadi pilihan yang paling tepat untuk diterapkan dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan teks (reading comprehension). Menurut Hasibuan (2010) model Problem Based Learning lebih baik untuk belajar reading comprehension dari pada model project based learning. Menurut Lubis (2014) bahwa peningkatan kemampuan reading comprehension melalui model pembelajaran Problem Based Learning terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, meningkatkan keterampilan menyelesaikan masalah dan menemukan solusi atas konteks situasi yang diberikan oleh guru. Melalui aktivitas teknik PBL dapat mendorong peserta didik bekerja secara kooperatif dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas materi yang dipelajari. Selain itu peserta didik dapat lebih aktif dan komunikatif dalam mengungkapkan pengetahuannya tentang informasi yang dipelajari dalam kelompok, baik kelompok asal maupun kelompok ahli. Melaksanakan praktik pembelajaran yang aktif dan inovatif dengan menggunakan model dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristi peserta didik,materi dan melaksanakan sesuai dengan fase atau tahapanya, dan materi yang sesuai. Hal tersebut adalah menjadi peran dan tanggung jawab guru dalam untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Di dalam proses pembelajaran ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu: (1) Peserta didik cenderung gugup dan cemas ketika pembelajarn berlangsung; (2) Peserta didik pasif selama proses diskusi dalam memahami isi teks recount; (4) Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah untuk melaksanakan pembelajaran berbasis TPACK kurang mendukung, salah satunya yaitu disebabkan jaringan internet yang kurang stabil.(5).kebiasaan untuk bekerja sama masih rendah terbukti dengan dalam berkelompok belajar masih pilih pilih teman, sehingga ada yang kelompok nya jumlah anaknya banyak danada uang sedikit .(6.) para siswa masih malu malu untuk presentasi 

Langkah yang diambil dalam menghadapi tantangan tersebut adalah guru menerapkan model pembelajaran sesuai dengan sintak . Beberapa strategi yang dapat di terapkan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu pada awal kegiatan pembelajaran guru memberikan apersepsi agar peserta didik siap untuk mengikuti pembelajaran.

Berkaitan adanya tantangan pada peserta didik yang pasif dalam berdiskusi sehingga menjadi kendala dalam memahami isi teks. Sebagai langkah dan strategi untuk menghadapinya yaitu dengan menerapkan model Pembelajaran yang sesuai dengan fase/tahapanya, yaitu: (1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah,seperti peserta didik menjawab pertanyaan singkat mengenai video yang ditayangkan oleh guru; (2) Mengorganisasikan peserta didik, yaitu dengan cara membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang heterogen; (3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, dimana guru membimbing peserta didik     mengumpulkan data Informasi; (4 )Mengembangkan dan menyajikan hasil penyelesaian Masalah, yaitu dengan cara guru membimbing peserta didik menyelesaikan LKPD secara berkelompok dan kemudian mempresentasikanya; (5) Menganalisis dan mengevaluasi, dimana guru memberi kesempatan peserta didik untuk memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain dan bertanya tentang materi yang belum dipahami.

Dalam menghadapi tantangan yang berkaitan dengan media ajar. Guru harus kreatif dalam memilih media ajar yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran  berupa  pengamatan  langsung  terhadap

gambar-gambar terkait contoh permasalahan yang akan di angkat menjadi teks     deskriptive , guru juga dapat menggunakan media berbasis TPACK berupa video permasalahan terkait materi teks deskriptive  yang telah diunduh sebelumnya dari youtube dan ditayangkan melalui power point sehingga memudahkan peserta didik dan guru memahami dan menyampaikan materi pembelajaran tanpa terkendala kurang stabilnya jaringan internet.

Dalam proses pembelajaran berlangsung melibatkan peserta didik kelas 7C guru dan teman sejawat sehingga segala prosesnya dapat berjalan dengan lancar.

Sumber daya/materi yang diperlukan dalam menerapkan model pembelajaran PBL yaitu guru membutuhkan alat dan media pembelajaran seperti 2 buah handphone sebagai alat rekam Video, 2 buah tripod, 1 laptop, LCD proyektor, speaker active, materi yang di tulis pada power point dan video pembelajaran sebagai pendukung materi.

Berdasarkan observasi dan melakukan penilaian tertulis, nilai rata rata peserta didik meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem Based learning dapat meningkatkan kemampuan reading comprehension, dimana peserta didik dapat menemukan: (1) explisit informasi; (2) implisit informasi ; (3) main idea dan topik utama pada text; (4) prefecence kata pada teks.

 
  1. Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan:

Meningkatnya kemampuan reading comprehension peserta didik ditandai dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dari test tertulis yang telah dilakukan pada materi teks deskriptive .

Peserta didik tidak cepat merasa bosan dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebab guru menggunakan media belajar berbasis TPACK seperti video dan gambar yang ditayangkan pada Power Point

Peserta didik menjadi lebih aktif dan antusis, sehingga lebih mudah dalam memahami isi teks

Peserta didik memiliki pengalaman baru dan mampu berifir kritis dalam memahami teks deskritive 

 2. Efektivitas dari langkah yang dilakukan :

Model pembelajaran problem based learning adalah merujuk pada pembelajaran student centered dan cooperatif learning. Hal tersebut menunjukan dampak yang sangat efektif dalam pembelajaran khususnya untuk reading comprehension. Peserta didik lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik lebih mudah memahami isi teks pada materi teks deskriptive, peserta didik yang merasa kurang mampu menjadi lebih bersemangat karena bisa bertanya danberdiskusi dengan teman sekelompoknya, kemudian siswa menjadi  semakin percaya diri saat prisentasi kedepan kelas siswa sudah tidak malu malu lagi

  1.  Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan

 
  1. Kepala sekolah, Bapak Bagyo Sumarsono, S.Pd.M,Pd sangat mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran dengan paradigma baru TPACK dan metode Problem Based Learning.

Rekan sejawat (Guru Bahasa Inggris), Nuri Ikhsanti, S.Pd, Ndari Christina,S.Pd dan Retno Purwantin,S.Pd. Sangat mendukung kegiatan tersebut dan antusias dengan hasil yang dicapai. Perubahan yang terjadi pada peserta didik yang lebih aktif, mampu berfikir kritis dan baik dalam berkomunikasi. , peserta didik yang merasa kurang mampu menjadi lebih bersemangat karena bisa bertanya danberdiskusi dengan teman sekelompoknya, kemudian siswa menjadi  semakin percaya diri saat prisentasi kedepan kelas siswa sudah tidak malu malu lagi dan lebih senang 

  1. Peserta didik kelas 7C menyatakan lebih senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.dan meminta supaya lebih sering menggunakan model pembelajaran seperti ini 

  2.  Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan:

 
  1. Guru mempersiapkan dengan    baik    perangkat pembelajaran, media ajar, materi ajar dan alat untuk menanggulangi tantangan dan hambatan dalam menerapkan model dan teknik pembelajaran tersebut.

  2. Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.

  3. Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.

  4. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif.

  5. Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.

  6. Setiap individu harus menanggalkan sikap egonya sehingga tidak membeda bedakan teman ,semua merasa senasib

  7. Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut :

Dengan guru menerapkan model dan teknik pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, penggunaan media ajar yang berbasis TPACK menjadi faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan memahami isi teks deskriptive . Melihat dari dampak penerapan model dan teknik dipembelajaran di kelas membuat peserta didik menjadi lebih aktif, antusias dalam belajar dan mendorong untuk berfikir kritis. Dibuktikan dengan adanya peningkatan rata rata nilai test tertulis yang cukup sigifikan, maka penulis akan menerapkan mengembangkan model dan teknik tersebut di kelas lain.

 
  1. KESIMPULAN 

           Model pembelajaran Problem based Learning (PBL), merupakan suatu pembelajaran kooperatif yang memberikan kepada siswa waktu untuk berfikir dan merespon. Hal ini menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan serta menumbuhkan sikap saling membantu satu sama lain. Model pembelajaran kooperatif Problem based Learning (PBL)secara otomatis mengawali perubahan kebiasaan belajar siswa yang awalnya tidak tertarik menjadi tertarik, tidak percaya diri menjadi percaya diri. Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Di dalam meningkatkan hasil belajar siswa banyak cara yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya dengan metode Problem based Learning (PBL), yang menggunakan pembelajaran berkelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa, salah satunya pembelajaran berbasis masalah, perlu ditingkatkan karena tantangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang akan semakin kompleks dan menuntut setiap orang secara individual mampu menghadapinya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

Untuk kedepannya penulis akan tetap menngunakan model pemelajaran ini karena dengan model pembelajaran yang seperti ini peserta didik merasa tertarik sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan motivasi literasi peserta didik, dengan Model pembelajaran kooperatif Problem based Learning (PBL) siswa aktif menemukan pemahamanya sendiri, aktif berdiskusi sehingga minat belajar siswa meningkat.




 
  1. DAFTAR PUSTAKA 

Lubis, S. (2014). Efektivitas Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Reading Comprehension: Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Hasibuan, I. H. (2010). Pengaruh Problem-based learning dan Project-based Learning terhadap pemahaman membaca pada Teks Naratif di SMA Negeri 11 Medan. universitas Negeri Medan.