MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS 7 MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KHUSUSNYA TEKS PROSEDUR DI SMPN 2 KARANGREJO 

Oleh :

ENY WARSIATI


 

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN 

2024

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1. Latar Belakang

Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan penting yang perlu dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Dalam konteks pengajaran teks prosedur, keterampilan membaca menjadi lebih krusial karena siswa perlu memahami langkah-langkah yang tertera dalam teks untuk mengaplikasikannya dengan benar. Oleh karena itu, penyusunan strategi pengajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa menjadi hal yang sangat penting.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswa adalah Cooperative Learning. Model ini mendorong interaksi antar siswa dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Salah satu tipe Cooperative Learning yang dapat diterapkan adalah Make A Match, di mana siswa bekerja dalam pasangan atau kelompok kecil untuk mencocokkan informasi yang saling berhubungan.

Penerapan model Cooperative Learning tipe Make A Match untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 7D pada mata pelajaran bahasa Inggris, khususnya teks prosedur, dapat memberikan sejumlah manfaat yang signifikan. Pertama, model ini menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif di mana siswa dapat saling mendukung dan belajar dari satu sama lain. Dengan bekerja bersama-sama, siswa dapat saling memperkuat pemahaman mereka terhadap teks prosedur yang sedang dipelajari.

Selain itu, model Cooperative Learning juga mendorong partisipasi aktif dari setiap siswa. Dalam tipe Make A Match, setiap siswa memiliki peran penting dalam mencocokkan informasi yang relevan, sehingga tidak ada satu siswa pun yang bisa "tersembunyi" dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan siswa dan memastikan bahwa setiap individu benar-benar memahami materi yang sedang dipelajari.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas , diketahui bahwa ruang lingkup penelitian ini meliputi kajian pembelajaran khususnya pada Pembelajaran Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada aspek teks prosedur.

“ Apakah pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe make a match mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa khususnya pada teks prosedur mata pelajaran bahasa inggris”

3. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui efektifitas model kooperatif learning tipe make a match mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa inggris

4. Manfaat Kegiatan

Cooperative learning, atau pembelajaran kooperatif, adalah suatu metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Salah satu tipe cooperative learning yang populer adalah make a match, di mana siswa bekerja dalam pasangan atau kelompok kecil untuk mencocokkan informasi yang sesuai.

Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan cooperative learning tipe make a match, baik bagi siswa maupun proses pembelajaran secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari tipe pembelajaran ini:

a. Pembelajaran Aktif

 Melalui kegiatan make a match, siswa aktif terlibat dalam mencari dan mencocokkan informasi. Mereka harus berpikir secara kritis dan aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga membantu mereka memahami materi dengan lebih baik.

b. Pengembangan Keterampilan Sosial 

Kolaborasi dalam kegiatan make a match membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan. Mereka belajar bagaimana bekerja sama dalam kelompok, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencapai kesepakatan bersama.

c. Peningkatan Motivasi 

Kegiatan cooperative learning cenderung meningkatkan motivasi siswa karena mereka merasa lebih terlibat dan memiliki tanggung jawab dalam proses pembelajaran. Dengan adanya interaksi antar siswa, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

d. Peningkatan Pemahaman Konsep

     Dengan saling membantu dan menjelaskan konsep kepada teman sekelompok, siswa dapat memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Proses mencocokkan informasi juga membantu mereka mengaitkan konsep-konsep yang berbeda secara lebih holistik.

e. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis 

Melalui diskusi dan perdebatan yang mungkin terjadi dalam kegiatan make a match, siswa diajak untuk berpikir secara kritis, mengemukakan argumen, dan merumuskan pemecahan masalah.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kooperatif Learning

Cooperative Learning, atau pembelajaran kooperatif, adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Dalam konteks ini, kolaborasi di antara siswa menjadi kunci utama dalam mendukung pemahaman materi, pengembangan keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih baik.

Menurut Rogers & O. Lawrence Kincaid (Noval, 2015) "Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami Dalam Depdiknas (Dedi, 2013) dinyatakan “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tipe Make A Match

Dalam dunia pendidikan, konsep "make a match" memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan keterpaduan antara kurikulum, metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. Make a match mengacu pada proses menyelaraskan berbagai komponen pendidikan agar saling mendukung dan menciptakan pengalaman belajar yang holistik bagi siswa.

Dalam konteks kurikulum, make a match melibatkan penyelarasan antara tujuan pembelajaran, metode pengajaran, dan evaluasi pembelajaran. Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, maka materi pembelajaran dan metode pengajaran yang dipilih harus mendukung tujuan tersebut. Evaluasi juga harus dirancang untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan tersebut.

Menurut Rusman (2018, hlm. 223) Model pembelajaran make a match merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif, yakni bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Sementara itu, menurut Komalasari (2017, hlm. 85) model pembelajaran make a match merupakan model pembelajaran yang mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Pendapat ini tentunya masih senada pendapat Rusman namun langsung mengerucut pada teknis pelaksanannya

 Selain itu, menurut Mulyatiningsih (2014, hlm. 224), kelebihan dari model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut:

  1. Tercipta suasana aktif dan menyenangkan.

  2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

  3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

  4. Kerja sama antar siswa terwujud.

Kelemahan Model Pembelajaran Make A Match

  1. Persiapan guru harus lebih matang terutama dari segi alat dan bahan kegiatan.

  2. Siswa perlu dibimbing lebih dulu dalam melakukan kegiatan.

  3. Ada beberapa siswa yang bermain-main dalam pelaksanaannya.

  4. Dibutuhkan penguasaan kelas yang baik.

  5. Pada kelas yang jumlah muridnya banyak akan berpotensi menimbulkan keributan.

 

3. Tantangan dalam Penerapan Pembelajaran

Meskipun penting, mengimplementasikan konsep make a match dalam pendidikan juga dapat menimbulkan tantangan. Salah satu tantangannya adalah memastikan konsistensi dalam penyelarasan antara berbagai komponen pendidikan. Selain itu, membutuhkan kerjasama yang kuat antara para pendidik untuk mencapai keterpaduan yang diinginkan.

Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan bagian penting dalam kurikulum pendidikan di berbagai negara. Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman kosakata dan kosa kata adalah metode "Make a Match". Metode ini melibatkan pencocokan antara kata-kata dengan arti atau gambar yang sesuai. Namun, terdapat beberapa tantangan dan masalah yang mungkin timbul dalam implementasi metode ini. Untuk itu, perlu dicari solusi yang tepat guna mengatasi kendala tersebut.

Tantangan dalam Pembelajaran "Make a Match"

1. Keterbatasan Kreativitas

 Kadang kala, pembelajar mungkin merasa terbatas dalam menciptakan hubungan antara kata-kata dan arti atau gambar yang sesuai, yang dapat menghambat pemahaman konsep secara menyeluruh.

2. Kesulitan dalam Pemahaman

3. Beberapa siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami hubungan antara kata-kata dan maknanya, yang dapat mengurangi efektivitas pembelajaran.

4. Keterbatasan Waktu

 Pembelajaran "Make a Match" seringkali memerlukan waktu yang cukup lama untuk persiapan dan pelaksanaan, yang dapat mengganggu jadwal pembelajaran.

4. Solusi yang Efektif

1. Penggunaan Teknologi

 Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran seperti aplikasi mobile atau platform online dapat membantu meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam kegiatan "Make a Match".

2. Kolaborasi Antar Siswa

 Mendorong kolaborasi antar siswa dalam menciptakan hubungan antara kata-kata dan arti atau gambar dapat membantu meningkatkan kreativitas dan pemahaman konsep.

3. Variasi dalam Materi

 Menyediakan variasi dalam jenis kata-kata dan makna yang digunakan dalam kegiatan "Make a Match" dapat membantu mempertahankan minat siswa dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

4. Pemberian Umpan Balik

Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa setelah kegiatan "Make a Match" dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka dan memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran
 

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

1.  SIMPULAN

Pembelajaran Make a Match adalah pendekatan yang diadopsi oleh banyak pendidik karena efektivitasnya dalam meningkatkan pemahaman dan retensi informasi pada pelajar. Metode ini melibatkan pencocokan antara konsep-konsep yang sesuai, memungkinkan siswa untuk membuat hubungan yang relevan dan memperkuat koneksi antara berbagai informasi yang dipelajari. Dalam konteks pendidikan, metode ini memiliki sejumlah manfaat yang signifikan.

Salah satu keuntungan utama dari pembelajaran Make a Match adalah kemampuannya untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Dengan menciptakan aktivitas yang interaktif dan menarik, siswa cenderung lebih terlibat dalam proses belajar dan merasa lebih termotivasi untuk memahami materi pelajaran. Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan efektif.

Selain itu, pembelajaran Make a Match juga mempromosikan pemahaman yang mendalam. Dengan meminta siswa untuk membuat hubungan antara konsep-konsep yang berbeda, mereka diharuskan untuk memproses informasi secara lebih mendalam dan memahami keterkaitan antara berbagai ide. Hal ini dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep secara menyeluruh, bukan hanya sekadar menghafal informasi.

Metode ini juga dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran kritis siswa. Dengan melibatkan siswa dalam mencocokkan informasi dan menciptakan hubungan yang relevan, mereka diajak untuk berpikir secara analitis dan mengembangkan kemampuan untuk menyusun argumen yang terstruktur. Ini merupakan keterampilan penting yang akan bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan siswa di masa depan.

Namun, meskipun pembelajaran Make a Match memiliki berbagai manfaat, penting juga untuk diingat bahwa pendekatan ini mungkin tidak cocok untuk semua jenis materi pelajaran. Beberapa konsep yang sangat abstrak atau kompleks mungkin sulit untuk dipadankan secara langsung, dan dalam kasus seperti itu, metode pembelajaran lain mungkin lebih efektif.

Dengan demikian, sementara pembelajaran Make a Match dapat menjadi alat yang berharga dalam meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

2. SARAN

    Kepada para guru jangan pernah bosan untuk terus berlatih dan mengembangkan pembelajaran yang inovatif, sehingga tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai. Ke depannya saya juga akan menerapkan pembelajaran ini yang ternyata efektif untuk menarik minat baca siswa dan mampu meningkatkan pula kemampuan membaca siswa

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tufik. 2015. Interaksi Dalam Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia: https://ahmadtaopik29.wordpress.com/2015/05/12/interaksi-dalam-prosespembelajaran/. (12 Mei 2015).

 Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. 

Dedi. 2013. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://dedi26.blogspot.com/ 2013/05/pengertian-pembelajarankooperatif.html. (06 mei 2013)

https://jurnal.umko.ac.id/index.php/eksponen/article/download/55/35/68

http://repository.unpas.ac.id/63086/5/9.%20BAB%20II.pdf